Beranda | Artikel
22 Kiat Sukses Membaca Kitab (Bag. 2)
Sabtu, 7 Maret 2015

Pada tulisan seri pertama, kita telah membahas lima poin kiat sukses membaca kitab. Bagi pembaca yang belum sempat mengikuti serial pertama, bisa membacanya di sini.

Sekarang mari kita lanjutkan pada kiat-kiat selanjutnya:

Kiat Keenam: bacalah dulu muqodimah, sebelum menyelami inti pembahasan dari buku yang Anda baca

Ini akan sangat membantumu mengenal metode penulis dalam menyusun karyanya. Dari situ Anda akan tahu gambaran secara global isi daripada kitab yang akan dibaca, juga tentang latar belakang penulisan serta mengetahui makna istilah-istilah khusus yang dipakai oleh penulis. Jangan sampai nanti ketika membaca, terjadi salah menafsirkan istilah yang dipakai penulis.

Sebagai contoh, makna rumus huruf Qof (arab: ق) dalam kitab Taqribu at Tahdzib karya Ibnu Hajar, berbeda maknanya dengan rumus huruf Qof yang terdapat dalam kitab al Jami’ as Shoghir karya Imam as Suyuthi. Dalam Taqribu at Tahdzib, huruf Qof bermakna: hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majah. Adapun dalam al Jami’ as Shoghir, huruf qof memiliki makna: muttafaqun ‘ alaihi (hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan Imam Muslim).

Begitu pula istilah muttafaqun ‘ alaihi sendiri teenyata terdapat beberapa penafsiran. Menurut penulis kitab Muntaqo al Akhbar; Majdudin Ibnu Taimiyyah, muttafaqun ‘ alaihi bermakna  hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Imam Bukhori, dan Imam Muslim. Berbeda dengan pemaknaan para muhaddist (ahli hadis) lainnya, mereka memaknai muttafaqun ‘ alaihi dengan hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan Imam Muslim saja.

Hal-hal yang semacam ini, dijelaskan dalam muqodimah kitab Taqribu at Tahdzib. Ini baru masalah makna istilah saja, ternyata ada beberapa perbedaan. Terlebih tentang metode penyusunan bab, rumusan masalah dan lain sebagainya. Yang hal-hal semacam inI, perlu diketahui oleh pembaca. Agar ia memiliki gambaran dan pemetaan terhadap buku yang hendak ia baca.

Mengetahui biografi penulis juga tak kalah penting. Dengan membaca biografi penulis, Anda akan semakin cinta kepadanya dan akan tahu mengenal kredibilitas ilmiahnya. Sehingga Anda akan semangat membaca karyanya. Dan semakin mantap untuk menyimak pemaparan yang disampaikan penulis dalam buah karyanya. Tak jarang pula kita dapati motivasi-motivasi berharga dari perjalanan hidup penulis dalam mencari ilmu. Disitu kita bisa mengambil pelajaran.

Ketujuh: untuk kitab syarah, pilihlah kitab syarah yang paling mukhtashor (ringkas)

Kitab at Tauhid misalnya, banyak para ulama yang telah men-syarahnya. Maka mulailah membaca syarah yang paling ringkas dan mudah terlebih dahulu. Bisa dari kitab Fathul Majid atau bisa juga memulai dari kitab Taisir al ‘Aziz al Hamid atau kitab Qoulul Mufid karya Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah.

Kedelapan: saat membaca, usahakan jangan  berhenti di tengah pembahasan

Bisa Anda jadikan sub-sub bab sebagai batasan target. Atau misal Anda membaca kitab fikih tentang sholat, Anda bisa menjadikan bab takbirotul ihrom sampai bab sujud sebagai pembatas bacaan. Atau menjadikan halaman-halaman buku sebagai target bacaan setiap harinya juga boleh. Yang terpenting, jangan sampai berhenti di tengah-tengah pembahasan. Karena model membaca yang seperti ini, akan membuat ma’lumat yang terekam jadi mengambang.

Kesembilan: tulis tanggal Anda mulai membaca suatu kitab. Kemudian saat sudah khatam membaca, tulis pula tanggalnya

Saat Anda memulai membaca kitab al Fawaid karya Ibnul Qoyyim misalnya, tulislah di halaman awal buku, tanggal, hari, bulan dan tahun Anda memulai membacanya. Kemudian ketika selesai membaca sampai akhir halaman, tuliskan tanggal, hari, bulan, tahun Anda mengkhatamkan kitab tersebut.

Tujuannya adalah:

Pertama, karena memang ini adalah kebiasaan para ulama ketika membaca buku. Sebagaimana yang disampaikan oleh Syaikh Abdulaziz as Sadhan dalam bukunya; Ya tholibal ‘ilm kaifa tahfadh kaifa taqro’ kaifa tafham.

Kedua, menumbuhkan semangat membaca yang lebih tinggi. Saat Anda sedang membaca, Anda melihat tanggal mulai membaca sudah jauh berlalu. Saat itulah semangat Anda untuk menyelesaikan bacaan semakin tinggi.

Disamping itu, metode ini juga membantu Anda dalam mengevaluasi hari-hari Anda dan Instropeksi diri. Misal saat Anda selesai membaca sebuah kitab, ternyata antara tanggal mulai dengan tenggal selesai,  jaraknya  cukup lama, di situlah Anda akan menyadari  pentingnya menjaga waktu dan termotivasi untuk tidak menghabiskannya untuk hal yang kurang manfaat.

Kesepuluh: jangan terburu-buru untuk ingin cepat selesai

Dalam membaca, yang menjadi tujuan bukan cepat selesai meng-khatamkan  bacaan. Akan tetapi, target pokoknya adalah mengambil faidah-faidah yang terdapat dalam buku. Terlebih bila buku yang dibaca adalah buku yang membahas permasalah rumit, seperti fikih muamalah misalnya. Maka ini membutuhkan konsentrasi yang tidak sedikit. Para ulama kita menasehatkan,

لا تحرم نفسك بسبب التعجل

“Jangan engkau halangi dirimu untuk meraih  ilmu, disebabkan karena ketergesaanmu”

Kesebelas: fokuskan perhatian

Saat membaca sebuah kitab, terkadang menemui beberapa kata yang belum tahu artinya. Akhirnya kita terdorong untuk mencarinya di kamus. Nah, keseringan membuka kamus, akan membuyarkan konsentrasi.

Tapi bagaimana lagi, padahalkan memang perlu?

Begini sahabat yang dirahmati Allah, perlu kita ketahui bahwa, kata yang belum diketahui artinya saat membaca sebuah kitab, ada dua macamnya:

  1. Kata-kata yang sangat berpengaruh dalam memahami konteks kalimat atau paragraf. Artinya, Anda tidak bisa memahami konteks sebuah kalimat atau paragraf, kecuali dengan mengetahui arti kata tersebut. Untuk model kata yang seperti ini, Anda harus mencari artinya di kamus. Karena kepahaman Anda terhadap teks kalimat atau suatu paragraf, bermuara pada arti kata tersebut. Ingat, saat proses pencarian dalam kamus, fokuskan pencarian pada kata yang Anda maksudkan. Jangan tersibukkan dengan mufrodat-mufrodat  lainnya. Fokuskan dulu pencarian pada makna kata yang  Anda cari. Untuk mufrodat-mufrodat lainnya yang dirasa penting juga, bisa Anda beri tanda kemudian nanti usai membaca, bisa diruju’ kembali.
  2. Kata-kata yang tidak terlalu berpengaruh dalam memahami konteks sebuah kalimat atau paragraf. Untuk kata jenis ini, sebaiknya Anda lewati dulu, dan lanjutkan bacaan Anda. Nanti bisa Anda cari artinya setelah usai membaca. Agar konsentrasi terjaga dan tidak banyak memakan waktu.

Bersambung insyaAllah pada serial tulisan “22 Kiat Sukses Membaca Kitab, bagian 3“. Ikuti terus seri tulisan ini. Semoga bermanfaat.

***

Madinah Islamic University, asrama unit 8. 16 Jumadal Ula 1436H

Penulis : Ahmad Anshori
Artikel : Muslim.Or.Id

Indeks artikel:

  1. 22 Kiat Sukses Membaca Kitab (1)
  2. 22 Kiat Sukses Membaca Kitab (2)
  3. 22 Kiat Sukses Membaca Kitab (3)

🔍 40 Hadis Palsu Yang Populer, Tsawabit Wal Mutaghayyirat, Tayamun, Surat Permohonan Daging Qurban


Artikel asli: https://muslim.or.id/24793-22-kiat-sukses-membaca-kitab-2.html